Perencanaan dalam sebuah organisasi adalah suatu
proses kegiatan pemikiran dan penentuan prioritas yang harus dilakukan secara
menyeluruh sebelum melakukan tindakan yang sebenar-benarnya dalam rangka mencapai
tujuan. Batasan perencanaan Dalam sebuah
perencanaan, terdapat pula batasan-batasan perencanaan yang dapat dimengerti
sebagai batasan dalam membuat suatu rencana, sehingga dalam menetapkan rencana,
seseorang dapat mengetahui apa yang harus direncanakan dan dilaksanakan agar
tidak menjauh dari tujuan sebuah organisasi.
Fungsi Perencanaan
Perencanaan adalah proses menentukan
bagaimana organisasi dapat mencapai tujuannya. Perencanaan adalah proses
menentukan dengan tepat apa yang akan dilakukan organisasi untuk mencapai
tujuannya. Perencanaan Organisasional memiliki dua maksud yaitu perlindungan
dan kesepakatan (Protective dan Affirmative).
Maksud Protektif adalah meminimalisir resiko dengan mengurangi ketidak-pastian
disekitar kondisi Bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajemen yang
berhubungan. Tujuan Affirmatif adalah membentuk usaha terkoordinasi didalam
sebuah organisasi. Tanpa adanya perencanaan biasanya disertai dengan tidak
adanya koordinasi dan timbulnya keidak efisienan. Akan tetapi tujuan mendasar
dari perencanaan adalah membantu organisasi mencapai tujuannya. Koontz,
O’Donnel menyatakan bahwa maksud perencanaan adalah “untuk melancarkan
pencapaian usaha dan tujuan “. Tujuan lain dari perencanaan berkisar pada
maksud mendasar ini.
Kegunaan dari perencanaan pada dasarnya merupakan
suatu proses pengambilan keputusan sehubungan dengan hasil yang diinginkan,
dengan penggunaansumber daya dan pembentukan suatu sistem komunikasi yang
memungkinkan pelaporan dan pengendalian hasil akhir serta perbandingan
hasil-hasil tersebut dengan rencana yang di buat.Banyak kegunaan dari pembuatan
perencanaan yakni terciptanya efesiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan
perusahaan, dapat melakukan koreksi atas penyimpangan sedini mungkin,
mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul menghindari kegiatan, pertumbuhan
dan perubahan yang tidak terarah dan terkontrol.
Henry Fayol telah mengenbangkan enam belas pedoman
umum yang digunakan ketika mengorganisasikan sumberdaya-sumberdaya. Berikut ini
pedoman umumnya.
a. Menyiapkan dan melaksanakan rencana operasional secara
bijaksana.
b. Mengorganisaisi faset kemanusiaan dan bahan sehingga
konsisten dengan tujuan sumberdaya-sumberdaya dan kebutuhan dari persoalan
tersebut.
c. Menetapkan wewenang tunggal, kompeten, energik, dan
menuntun.
d. Mengkoordinasi semua aktivitas-aktivitas dan
usaha-usaha.
e. Merumuskan keputusan yang jelas, berbeda, dan tepat.
f. Menyususn bagi seleksi yang efisien sehingga tiap
depatremen dipimpin seorang manager yang kompeten, energik, dan tiap-iap
karyawan ditempatkan ditempat dimana dia bisa menyumbangkan tenaganya secara
maksimal.
g. Mendefinisiskan tugas-tugas.
h. Mendorong inisiatif dan tanggung jawab.
i. Memberikan balas jasa yang adil dan sesuai bagi jasa
yang diberikan.
j. Memfungsikan sanksi terhadap kesalahan dan kekeliruan.
k. Mempertahankan disiplin.
l. Menjamin bahwa kwpentingan individu konsisten dengan
kepentingan umum organisasi.
m. Mengakui adanya satu komando.
n. Melembagakan dan memperlakukan pengawasan.
o. Menghindari adanya pengaturan, birokrasi, dan kertas
kerja.
Konsep pembagian tenaga kerja
diberikan pada berbagai bagian tugas tertentu diantara sejumlah anggota
organisasi sehingga produksi dibagi menjadi sejumlah
langkah-langkah/tugas-tugas dengan tanggung jawab penyelesaian yang diberikan
pada individu tertentu. Berikut ini
keuntungan serta kerugian dari pembagian tenaga kerja.
Ø Keuntungan Pembagian Tenaga
Kerja
1. Pekerja berspesialisasi dalam
tugas tertentu sehingga keterampilan dalam tugas tertentu meningkat .
2. Tenaga kerja tidak kehilangan
waktu dari satu tugas ke tugas yang lain
3. Pekerja memusatkan diri pada
satu pekerjaan dan membuat pekerjaan lebih mudah dan efisien.
4. Pekerja hanya perlu mengetahui
bagaimana melaksanakan bagian tugas dan bukan proses keseluruhan produk
Ø Kerugian Pembagian Tenaga
Kerja
1. Pembagian kerja hanya
dipusatkan pada efisiensi dan manfaat ekonomi yang mengabaikan variabel manusia.
2. Kerja yang terspesialisasi
cenderung menjadi sangat membosankan yang akan berakibat tingkat produksi
menurun
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam
arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan
situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari :
a. Pembagian kerja (division of work).
b. Wewenang dan tanggung jawab (authority and
responsibility).
c. Disiplin (discipline).
d. Kesatuan perintah (unity of command).
e. Kesatuan pengarahan (unity of direction).
f. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas
kepentingan sendiri (subordination of individual interests to the general
interests).
g. Pembayaran upah yang adil (renumeration).
h. Pemusatan (centralisation).
i. Hirarki (hierarchy).
j. Tata tertib (order).
k. Keadilan (equity).
l. Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of
personnel).
m. Inisiatif (Inisiative).
n. Semangat kesatuan (esprits de corps)
Sumber:
Wiratmo, Maskur. Pengantar
Kewiraswastaan-kerangka dasar memasuki dunia bisnis. BPFE-Yogyakarta.
Yogyakarta. 1996
http://pobersonaibaho.wordpress.com
http://ekonomi.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar