Pengertian
Pancasila
Menurut Ir. Soekrno Pancasila adalah isi jiwa bangsa
Indonesia yang turun-temurun sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan
Barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas
lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.
Berdasarkan
pada lambang negara RI (Garuda Pancasila) Pancasila adalah dasar falsafah dan
ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia
sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan, serta sebagai
pertahanan bangsa dan negara Indonesia.
Pancasila Berakar Dari Kebudayaan
Kita telah mengetahui bahwa kebudayaan Indonesia adalah
kebudayaan yang berdasarkan pancasila. Itu berarti Pancasila berkaitan erat
dengan kebudayaan Indonesia. Kebudayaan juga dapat diartikan sebagai nilai atau
simbol. Kita gambarkan sebagai sebagai suatu perusahaan. Dalam sebuah
perusahaan yang sibuk, kegiatan yang nampaknya bersifat praktis dan sehari-hari
saja, misalnya, ada aspek kebudayaannya, ada nilai dan simbolnya. Nilai
terletak pada kerja kerasnya, sedangkan simbol modernitas ialah sistem
organisasi, makin modern sistem semakin abstrak yang impersona, berbeda dengan
manajemen perorangan atau keluarga. Begitu juga Indonesia sebagai bangsa dan
negara. Kebudayaan itulah yang memberi ciri khas keindonesiaan. Hasil
perkembangan kebudayaan Pancasila yang paling spektakuler adalah Bahasa
Indonesia. Karena melalui bahasa Indonesia, koneksi sosial antar etnis dan
kebudayaan dapat terjalin dengan sangat baik.
Pluralisme mengatur hubungan luar antar kebudayaan. Prinsip
yang mengatur substansi Demokrasi Kebudayaan yang berdasar Pancasila ialah
teosentrisme (tauhid, serba-Tuhan dalam etika, ilmu, dan estetika). Orang
Protestan akan lebih suka theonomy (theos, Tuhan; nomos, hukum). Istilah
teonomi berasal dari Paul Tillich (1886-1965), hubungan dinamis antara yang
absolut dengan yang relatif, antara agama dengan kebudayaan. Menurut konsep ini
Pancasila adalah sebuah teonomi, karena bedasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa
–yang absolut. Keempat sila yang lain adalah kebudayaan, yang relatif.
Keperluan manusia diakui sepenuhnya, asal keperluan itu tidak bertentangan
dengan pertimbangan keagamaan. Demokrasi Kebudayaan dalam Pancasila dapat dimengerti
dari sila “PersatuanIndonesia” yang berarti sebuah (1) pluralisme, dan (2)
teosentrisme dari semangat sila yang pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Demokrasi Kebudayaan itu harus mampu memberikan masa depan yang lebih baik.
Jadi untuk menjawab “Mengapa Pancasila berakar dari Kebudayaan?” karena di
dalam Pancasila terkandung nilai kebudayaan, di mana nilai tersebut adalah
nilai tertinggi dalam hal Persatuan bangsa yang tercantum di dalam sila ketiga.
Dan dengan menjunjung nilai teosentris pada sila pertama, kepentingan lain
berdasarkan setiap sila tidak bertentangan dengan pertimbangan keagamaan.
Misalkan: Pembunuhan genosida demi mempertahankan keutuhan suatu budaya etnis
tidak etis dengan ketentuan agama. Jadi sekiranya, dari tindak perkembangan budaya
itu sendiri harus sesuai dengan nilai Pancasila. Karena Pancasila mencerminkan
kebudayaan kita, bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar