Tujuan
dari Chi-Square
Chi-square memiliki beberapa tujuan
didalamnya. Ada 4 tujuan yang dapat dijadikan patokan dalam tujuan menggunakan chi-square, antara lain:
1.
Menguji kebebasan
(independensi) antar faktor dari data dalam daftar kontingensi atau uji kebebasan.
2.
Menguji kesesuaian antara data
hasil pengamatan dengan model distribusi dari
mana data itu di peroleh.
3.
Menguji apakah frekuensi yang
diamati (diobservasi) berbeda secara
signifikan dengan frekuensi teoritis atau frekuensi yang diharapkan.
4.
Menguji apakah data sampel
mempunyai distribusi yang mendekati distribusi teoritis atau hipotesis atau populasi
tertentu seperti distribusi binomial, poison, dan normal.
Bagian
dari Uji Chi-Square
Chi-square memiliki beberapa bagian
dalamnya. Ada 3 metode dengan beberapa variabel yang dapat dijadikan
perhitungan, antara lain:
1.
Kebaikan suai atau kecocokan.
2.
Kebebasan atau tabel
kontigensi.
3.
Kehomogenan.
Uji
kebaikan sesuai yaitu dapat disebut juga sebagai uji kecocokan. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesisin yang terdapat pada kebaikan suai, kebebasan, dan
kehomogenan memiliki langkah yang sama, dapat dilihat dibawah ini langkah yang
digunakan dalam menentukan pengujian hipotesis:
1. Menentukan formulasi hipotesis
Ho : fo sesuai dengan fe.
H1 : fo tidak sesuai dengan fe.
2. Menentukan nilai kritis
Derajat bebas
(df/db/v) dan nilai table.df =k-1
3. Menentukan kriteria
pengujian
Ho diterima
apabila X2 hitung ≤ X2 α ; df.
Ho ditolak
apabila X2 hitung > X2α ; df.
4. Menentukan nilai uji
statistik (X2 hitung)
Frekuensi harapan = (total observasi) / (banyaknya jenis observasi)
5. Membuat kesimpulan
menolak atau menerima Ho berdasarkan kriteriapengujiannya (Walpolle,
1992).
2.3.3
Fungsi
dari Chi-Square
Chi-square memiliki beberapa fungsi
dalamnya. Ada beberapa fungsi, antara lain:
1. Sebagai alat estimasi
Chi-square dapat mengadakan penilaian
probabilitas perbedaan frekuensi dalam dalam populasi sebagai akibat dari
kesalahan sampling. Nilai dari frekuensi dalam populasi itu dapat didasarkan atas informasi yang diperoleh
dari sesuatu sumber, atau dapat juga didasarkan atas sesuatu hipotesa
(Sutrisno, 2000).
2. Chi-square untuk menghitung perbedaan presentase
Chi-square untuk menghitung perbedaan presentase kecuali untuk
menyelidiki signifikansi perbedaan
frekuensi yang biasa, chi-square juga dapat digunakan untuk menilai signifikansi perbedaan frekuensi yang
sudah diubah dalam presentase. Chi-square biasa diggunakan untuk menghitung perbedaan
presentase, ada dua catatan penting yang perlu diperhatikan (Sutrisno, 2000):
a.
Terhadap petak yang kecil telah diadakan petak yang koreksi dan penyesuaian
lebih dahulu, karena probabilitas signifikansi sesuatu kejadian lebih
tergantung kepada frekuensi yang nyata dari pada frekuensi dalam presentase.
b.
Nilai chi-square yang diperoleh dari perhitungan-perhitungan frekuensi dalam persen
harus diubah dahulu dalam nilai chi-square dari perhitungan-perhitungan
dengan frekuensi yang nyata, sebelum pengetesan frekuensi dilakukan. Pengubahan
itu dilakukan dengan jalan mengalikan nilai chi-square dengan N/100.
3. Chi-square untuk pengujian normalitas
Banyak
teknik-teknik statistik yang berlandaskan pada distribusi normal. Jika dari penyelidikan-penyelidikan yang
terdahulu belum pernah dipastikan bahwa sesuatu gejala mengikuti ciri-ciri
distribusi normal, mengetes apakah gejala yang dihadapi merupakan distribusi
normal atau tidak merupakan keharusan yang mutlak. Banyak cara untuk mengetes
normalitas suatu distribusi, misalnya dengan menyelidiki kejulingan dan
kurtosisnya (Sutrisno, 2000).
2.3.3
Batas-batas
Penggunaan Chi-Square
Chi-square merupakan salah satu teknik statistik yang kerap kali digunakan
dalam penyelidikan-penyelidikan. Teknik ini mengandung dalam dirinya suatu
batas-batas penggunaan tertentu (Sutrisno, 2000):
1. Chi-square pada dasarnya hanya dapat digunakan untuk menganalisa data yang
berwujud frekuensi. Frekuensi adalah bilangan sebagai hasil daripada
penghitungan atau counting.
2. Percobaan
pada korelasi chi-square hanya dapat menunjukan apakah
korelasi antara dua gejala atau lebih signifikan ataukah tidak. Dengan chi-square sama sekali tak dapat diungkapkan kenyataan tentang besar-kecilnya
korelasi yang diselidiki.
3. Pada dasarnya chi-square belum dapat menghasilkan kesimpulan yang memuaskan untuk
menyelidiki tabel-tabel kontingensi dengan petak-petak kecil. Korelasi Yates
pada umumnya hanya digunakan sekiranya jalan lain tertutup untuk bekerja dengan
sampel-sampel yang lebih besar. Jika jumlah individu dan jumlah sampel cukup
banyak, cara atau mengkombinasikan kategori-kategori yang mempunyai petak kecil
memberikan hasil yang lebih memuaskan.
4. Chi-square paling tepat untuk digunakan pada data yang diperoleh dari
sampel-sampel dan kategori-kategori yang terpisah satu sama lain. Data semacam
ini disebut data kategorik, data diskrit, atau data nominal.
Good
BalasHapus