Hingga tahun 1990, Afrika
Selatan adalah negara hitam-putih. Sejak pencabutan sistem apartheid tahun
1994, hak rakyat berlaku untuk semua. Dan negara ini tumbuh bersama secara
perlahan.
Selama ratusan tahun
tidak ada bagian kehidupan di Afrika Selatan yang tidak diatur oleh pemisahan
ras. Namun sejak Partai Nasional de Boer 1948, setelah Perang Dunia ke-2,
memenangkan pemilihan umum dan membentuk pemerintahan minoritas kulit putih,
sistem apartheid kemudian ditetapkan dalam undang-undang. Pada tahun 1950,
Undang-undang Pendaftaran Populasi semua warga Afrika Selatan dibagi dalam tiga
kategori ras, yaitu Bantu atau Afrika kulit hitam, kulit putih dan kulit
berwarna lainnya. Kemudian ada kategori baru, yaitu Asia yang sebagian besarnya
adalah warga etnis India dan Pakistan.
Afrika Selatan
kemudian dibagi. 80 persen wilayah negara itu dimiliki warga kulit putih.
Sementara warga kulit hitam ditempatkan di wilayah termiskin yang disebut
sebagai homelands atau tanah air. Mereka memiliki semacam pemerintahan
administrasi mandiri. Mereka secara ekonomi, sosial dan politik dikucilkan.
Pada tahun 1970 diberlakukan Undang-Undang Kewarganegaraan Tanah Air Bantu.
Semua warga kulit hitam harus bertempat tinggal di "homeland", atau
tanah air, suatu wilayah yang dihuni mayoritas kulit hitam Afrika. Warga
homelands harus membawa paspornya untuk dapat meninggalkan wilayahnya.
Pemisahan warga kulit
putih dan hitam juga diberlakukan di fasilitas umum. Gedung-gedung umum,
transportasi umum, taman-taman, rumah makan, serta tentu sekolah-sekolah,
perguruan tinggi, rumah sakit dan gereja. Daerah-daerah permukiman di setiap
kota dan desa juga dibagi dua, sistem pendidikan sekolah terpisah dengan
kualitas guru yang berbeda, dan hanya warga kulit putih yang memiliki hak
pilih.
Semakin besar jurang
diskriminasi, semakin besar pula dorongan perlawanannya. Kongres Nasional
Afrika (ANC), membentuk sayap bersenjata, yaitu Umkhonto we Sizwe (MK), yang
berarti “Tombak Bangsa”. Dalam waktu 1,5 tahun, MK melancarkan sekitar 200 aksi
sabotase. Pendirinya adalah Nelson Mandela, yang waktu itu sudah berjuang demi
kesetaraan ras. Pada tahun 1959 Kongres Pan Afrika, PAN, memisahkan diri dari
ANC. Bertolak belakang dengan ANC, PAN menolak semua bentuk kerja sama dengan
kulit putih. ANC dan PAN resminya dilarang beroperasi. Namun kedua organisasi
itu bergerak di bawah tanah. Dan tahun 1964 pimpinan oposisi seperti
Nelson Mandela dan Walter Sisulu divonis hukuman penjara seumur hidup.
Pada tahun 1976,
terjadi huru-hara di Soweto. Berawal dari aksi boikot sekolah, kemudian menjadi
pertumpahan darah. Sekitar 500 hingga 1000 warga kulit hitam terbunuh dalam
insiden itu. Ketika kerusuhan terjadi dan beberapa tahun setelahnya, banyak
anak dan remaja yang ditangkap. Namun gerakan perlawanan tidak terhenti sampai
di situ saja, dan penentang apartheid mendapatkan banyak dukungan di luar
negeri.
Semakin banyak orang
di Eropa yang memboikot barang-barang dari Afrika Selatan, dan sistem apartheid
menjadi perhatian masyarakat sipil internasional. Gereja, organisasi pembela
HAM, dan organisasi bantuan menyerukan boikot, yang disusul dengan konser
solidaritas dan aksi pengumpulan massa. Nelson Mandela, pemimpin ANC yang
dipenjara, menjadi tokoh simbol gerakan anti apartheid. Pada tahun 1988, 72 ribu
orang berkumpul di Stadion Wembley di London, guna menghadiri konser musik
solidaritas bertepatan dengan perayaan ulang tahun Mandela yang ke-70. Selain
itu, hampir satu miliar orang di 60 negara mengikuti konser tersebut di
televisi.
Masyarakat internasional
kemudian mengurangi dukungan politiknya terhadap rezim apartheid.
Bertahun-tahun lamanya Amerika Serikat dalam setiap resolusi di Dewan
Keamanan PBB memblokir Afrika Selatan dan pada tahun 1976 diberlakukan konvensi
anti apartheid.
Tekanan politis baik
di Afrika Selatan mau pun di luar negeri semakin besar: Dan pada 1990, presiden
Afrika Selatan waktu itu, Frederik Willem de Klerk, membebaskan Nelson Mandela
dan beberapa tahanan politis lainnya. ANC dan PAN sah menjadi organisasi
politik. Pada tahun 1994, Nelson Mandela terpilih sebagai presiden pertama
Afrika Selatan versi baru.