Kamis, 24 Februari 2011

KONFLIK AGAMA MERUPAKAN ANCAMAN BAGI NKRI

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang penulisan makalah yang berjudul “ KONFLIK AGAMA MERUPAKAN ANCAMAN BAGI NKRI “ adalah akhir-akhir ini sering terjadi konflik antar agama dan konflik ini dapat mengancam kesatuan NKRI, karena konflik yang menyangkut SARA ( Suku, Agama, dan Ras ) akan dapat menghancurkan persatuan bangsa. Selain itu makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah kewarganegaraan.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Mengetahui apa yang menyebabkan sering terjadi konflik agama di Indonesia

2. Mengetahui bahwa konfik agama dapat mengancam persatauan NKRI

II PEMBAHASAN

Pertama-tama sebelum kita memasuki ke pembahasan pokok, kita harus tau apakah konflik ( anarkis ) dan agama itu

Anarki (dari kata anarchy), artinya ialah suatu keadaan dimana tidak ada kontrol kekuasaan atau hukum atau ketiadaan pemerintah/penguasa. Selanjutnya ada kata anarkisme (dari anarchism) yang bermakna faham atau ide atau ajaran tentang peniadaan/pembatalan kontrol kekuasaan pada masyarakat/negara, yang oleh kaum anarkis dicitakan untuk mengganti sistem ini dengan sustu sistem voluntir/kesukarelaan, atau faham akan sistem masyarakat berbasis kooperasi.

Maka, jika di media massa menyebutkan dan menuliskan (mencetak) istilah demontrasi anarkis, pada pemberitaan maka bermakna sebuah demontrasi yang dilakukan para anarkis atau para penganut faham anarkisme (sekali lagi, kata anarkis bukan kata sifat, tetapi kata benda/noun).

Dan yang dimaksudkan oleh beberapa media massa adalah demontrasi yang bersifat anarki, maka seharusnya kata yang digunakan adalah anarkistik (anarkistik = bersifat anarki, kata sifat/adjective).

Sedangkan Agama adalah alat untuk manusia, bukan manusia utk agama. Dan Agama itu adalah bagaikan alat, semacam tongkat peraba bagi orang buta untuk menempuh suatu perjalanan. Pada umumnya manusia adalah buta rohani, mereka tidak tahu apa yang akan tejadi besok, bahkan apa yang akan terjadi selangkah kedepan, itu artinya dia buta tentang jalan hidupnya sendiri. Untuk itulah mereka diberikan tongkat peraba yang disebut agama.

Oleh karena itu pula Tuhan menurunkan agama sebagai tongkat penuntun agar mereka bisa mengikuti jalan hidupnya dari awal sampai akhirnya, tetapi kebanyakan umat tidak mengerti bahasa tuntunan itu, karena itu timbullah “doktrin agama” yaitu bahasa agama untuk orang awam, yang mudah dipahami oleh orang kebanyakan, dan sebahagian besar masarakat di Indonesia beragama, dan sebahagian besar pula tidak mengerti apa itu agama.

Dengan demikian orang-orang yang tidak mengerti agama inilah yang sangat berbahaya, karena orang-orang yang tidak mengerti agama ini masuk kedalam lingkungan masyarakat dan berbaur dengan masyarakat mengaku-ngaku mereka beragama.bahkan setelah mereka di anggap baik oleh masyarakat mereka mulai mengadakan perkumpulan-perkumpulan yang awalnya hanya sedikit dan menjadi besar,. Setelah mereka mendapat kepercayaan mereka mulai mendirikan agama(kepercayaan) yang dalam ajaranya mencampur adukan ajaran-ajaran agama lain yang sudah ada hal inilah yang dapat memicu kemarahan masyarakat yang berakhir dengan anarkis atas pelecehan agama yang di campur adukan. Namun konflik-konflik yang berakhir dengan kekerasan, bukan hanya antar umat beragama saja namun konflik pun pernah terjadi antara pemerintah dengan organisasi-organisasi agama, yang banyak memakan korban luka dan meninggal. Hal ini lah yang dapat memicu perpecahan antar masyarakat yang dapat mengancam kerukunan dan kesatuan republik Indonesia.

Dan banyak konflik antar agama yang yang berakhir dengan kekerasan diantaranya, pengusuran makam mbah priuk, penistaan agama yang terjadi di temanggung dan masalah Ahmadiyah. Yang akan kita bahas salah satunya adalah masalah Ahmadiyah.

Menilai konflik agama yang ada selama ini seperti dalam kasus Ahmadiyah sesungguhnya bukan karena bersumber dari Islam namun Dari dua sumber terdapat pro kontra siapa yang menyulut terjadinya bentrokan ini? Ada yang menuturkan jamaat Ahamdiyah awalnya memprovokasi warga. Tapi laporan ini segera dibantah oleh Mubarik, Humas Ahmahdiyah yang menyatakan tidak mungkin jamaat Ahmadiyah menentang warga apalagi membuat keributan karena mereka jumlahnya minoritas.

Besar kemungkinan pelakunya adalah mereka yang anti agama atau tidak mengerti agam. Kalaupun mereka mengaku beragama, agama hanya dijadikan alat legitimasi untuk membenarkan aksi brutalnya. Hanya agama barbar dan semangat setan saja yang bisa mendorong pemeluknya untuk melakukan aksi kekerasan. Bisa saja aksi warga yang digerakkan secara sistematis ini, motifnya adalah ekonomi dan politik di tengah kehidupan masyarakat yang miskin dan pengganguran.

III PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Jadi ksimpulan dari pembahasn di atas adalah konflik yang berakhir denga kekerasan sebenarnya adalah orang-orang yang mengaku mengerti agama padahal mereka tidak mengerti agama yang saling mengadu domba atau saling memprofokatori antar agama yang berakibat luas terhadap masyarakat dan dapat membuat ketidak amanan suatu negara, dan dapat mengancam persatuan dan persatuan NKRI menjadi terpecah belah.

III.2 Saran

Saran saya seharusnya pemerintah harus lebih tegas dalam menangani masalah ini dan jangan hanya membuat keputusan-keputusan saja tanpa ada tindak lanjut yang jelas, karna masyarakat telah bosan dengan janji-janji dan masyarakat akan bertindak sendiri bila tidak ada ketegasan pemerintah.

Jadi pemerintah harus tegas dalam menangani masalah ini dan tegakan keamanan dalam lingkungan negara INDONESIA.

Sumber : Gangsar novianto. http://filsafat.kompasiana.com. http://tahuilmu.wordpress.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar